By: Yekti Trisula
Keberadaan ruang terbuka hijau seperti taman kota sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang setiap harinya beraktivitas penuh untuk melepas penat. Biasanya taman publik ini letaknya sangat strategis, berada di pusat suatu kota dimana semua orang dari berbagai kalangan dapat menjangkau dan menikmatinya. Dalam kesempatan kali ini, saya akan membahas taman publik/taman kota mengenai standar-standar dari sebuah taman kota.
Mengatasi keadaan masyarakat kota sekarang ini yang notabene memiliki segudang rutinitas dan tingkat kejenuhan yang semakin meningkat, maka diperlukan suatu sarana atau tempat yang dapat melepaskan rasa jenuh mereka. Tempat terbuka dapat membantu mereka untuk santai dan sejenak melupakan permasalahan. Tempat terbuka dalam hal ini berupa taman kota. Taman yang ditumbuhi dengan berbagai jenis tanaman yang memiliki berbagai macam warna, hamparan rumput seperti permadani-permadani yang dapat diinjak dan ditiduri, kolam-kolam ikan yang bersih, air mancur yang indah, dan lain-lain dapat membuat kita menjadi santai, tenang, fresh, dan kembali bersemangat membuat kita siap kembali menghadapi dunia luar.
Sehubungan dengan hal tersebut yang telah saya jelaskan diatas, maka dalam tulisan kali ini, saya jelaskan mengenai standar taman kota yang baik dan telah digunakan di beberapa negara maju dalam aspek arsitektural. Standar taman kota tersebut antara lain:
1. Taman kota berada di tempat yang strategis sehingga mudah diakses oleh semua masayarakat, baik anaka kecil, remaja, dewasa, orang tua, kaya, atau miskin.
2. Semua yang ada di taman kota tersebut dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
3. Memiliki fungsi hidrologi, ekologi, sosial ekonomi dan kesehatan. Taman mampu meningkatkan kandungan air tanah (jumlah dan kualitas air tanah), membangun jejaring habitat hidupan liar (contoh untuk burung), menurunkan tingkat pencemaran udara, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan jumlah wisatawan, konservasi situs alami sejarah, dan mereduksi pengaruh “urban heat island”.
Sebagai salah satu implementasi standar taman kota internasional yang telah diterapkan di Indonesia dapat ditampilkan pada alun-alun Kota Malang. Selain dari segi estetik dan jasa lingkungan, alun-alun Kota Malang juga menciptakan berbagai fasilitas penunjang kehidupan berstandar tinggi bagi masyarakat disekitarnya.
A. Deskripsi alun-alun kota malang
Secara historis, pembentukan kota Malang terkait dengan pemerintahan tradisional Jawa, dengan Alun-alun sebagai pusatnya. Dalam keyakinan tradisional masyarakat Jawa, keberadaan tempat tinggal sangat erat terkait dengan “abstraksi” mereka terhadap alam semesta. Sehingga, di kalayak masyarakat Jawa, menamai kota sebagai “Negari” atau semacam negara. Sedangkan, lingkungan Alun-alun dengan Kadipaten dinamai sebagai “Kutha”, atau semacam ibukota negara. Kota Malang dibawah pemerintahan kolonial Belanda, berawal dari kekalahan pasukan Suropati di Pasuruan, sekitar tahun 1707. Pada awalnya, kota Malang dapat dikategorikan sebagai kota agraris. Semakin kuatnya pemerintah kolonial Belanda untuk menguasai perkebunan, merubah kota Malang menjadi kota administrasi. Ciri tersebut, terlihat dari susunan spasial kota, berpusat di sekitar Alun- Alun. Pada lingkaran pertama di sekeliling Alun-alun Malang, terdapat rumah kediaman kepala daerah setempat (Bupati). Di kawasan ini, juga terdapat bangunan-bangunan penting seperti gedung pemerintahan (Ass. Residen), sekolah serta perhotelan dan kantor administrasi lainnya. Pada lingkaran berikutnya, terdapat rumah-rumah pamong praja ataupun pejabat-pejabat daerah. Diselang seling bangunan tersebut, terdapat permukiman-permukiman lain, serta fasilitas penunjang kota.
Alun-alun Kota Malang (Siang hari)
Alun-alun Kota Malang (Malam hari)
B. Karakter Spasial Alun-alun Kota Malang
Kawasan Alun-alun Malang terletak di bagian pusat wilayah Kota Malang, sehingga menjadi daerah strategis. Kawasan Alun-alun ini, menjadi “penghubung” antara kawasan bagian Selatan, bagian Barat, bagian Utara dan bagian Timur kota Malang. Lokasi yang strategis demikian ini, menjadikan kawasan studi (Alun-alun) potensial untuk berkembang secara organis (tidak terencana). Terlebih, dengan adanya pusat perbelanjaan di dekat alun-alun tersebut. Keberadaan pusat perbelanjaan modern dan tradisional tersebut, mampu menjadi daya tarik masyarakat Malang, sebagai daerah tujuan untuk berbelanja. Jalur Jalan Kayutangan yang berada persis di sebelah Barat Alun-alun, membentang arah Utara – Selatan, merupakan jalur utama kota Malang. Jalur ini secara historis merupakan jalur ekonomis dan politis, menghubungkan Malang, Pasuruan dan Surabaya. Jalur bersejarah tersebut,berperan penting pada masa kerajaan Kerajaan, dan pemerintahan kolonial Belanda, baik secara politis maupun secara ekonomis. Secara ekonomis, Malang merupakan penghasil gula dan kopi yang sangat besar, bagi kolonial Belanda. Dalam perkembangan sekarang, jalur Jalan tersebut dipenuhi dengan fungsi komersial
Disisi lain, kawasan Alun-alun juga merupakan kawasan pusat pemerintahan Kabupaten Malang atau sebagai Civic Center. Fungsi sebagai pusat pemerintahan ini, secara historis telah terjadi sejak jaman Kerajaan. Sebelah Timur Alun-alun terdapat Pendopo bekas Kadipaten. Lokasi tempat ini, sekarang menjadi Kantor Pemerintah Kabupaten Malang. Bangunan-bangunan kuno dalam gaya Kolonial maupun Tradisional yang banyak terdapat di kawasan Alun-alun, nampaknya terkait dengan nilai historis tersebut. Bangunan-bangunan kuno ini, menjadikan kawasan Alun-alun memiliki karakter khusus. Dengan demikian, Eksplorasi Karakter Spasial Kawasan Alun-alun Kota Malang terkait aspek perubahan makna dan fungsi. Seiring perjalanan waktu, mengubah sistem ekonomi, sistem pemerintahan, perkembangan teknologi, dan mosaik-mosaik pembentuk karakter kawasan Alun-alun semakin bertambah. Kondisi aktual kawasan Alun-alun kota Malang, menunjukkan gejala penurunan kualitas fungsional serta kualitas ekspresif. Penurunan kualitas fungsional, antara lain karena semakin luasnya daerah layanan. Faktor lain dalam penurunan kualitas fungsional, disebabkan oleh pembangunan secara sporadis dan tidak terkendali.
Taman Bundar (alun-alun) di Kota Malang mempunyai fungsi yang banyak (multi fungsi ) baik berkaitan dengan fungsi hidrologi, ekologi, kesehatan, estetika dan rekreasi.
1. Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan dalam membantu fungsi hidrologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Pepohonan disekeliling taman (alun0-alun) kota melalui perakarannya yang dalam mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga pasokan air dalam tanah (water saving) semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga berkurang yang akan mengurangi terjadinya banjir. Diperkirakan untuk setiap hektar ruang terbuka hijau, mampu menyimpan 900 m3 air tanah per tahun. Sehingga kekeringan sumur penduduk di musim kemarau dapat diatasi. Sekarang sedang digalakan pembuatan biopori di samping untuk dapat meningkatkan air hujan yang dapat tersimpan dalam tanah, juga akan memperbaiki kesuburan tanah. Pembuatan biopori sangat sederhana dengan mengebor tanah sedalam satu meter yang kemudian dimasuki dengan sampah, maka di samping akan meningkatkan air tersimpan juga akan meningkatkan jumlah cacing tanah dalam lubangan tadi yang akan ikut andil menyuburkan tanah.
2. Taman kota mempunyai fungsi kesehatan. Taman yang penuh dengan pohon sebagai jantungnya paru-paru kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya. Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hektar ruang terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna dikonsumsi 1.500 penduduk perhari, membuat dapat bernafas dengan lega.
3. Taman kota mempunyai fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Bahkan hijaunya taman serta rindangnya kanopi disekeliling taman bundar dengan area sinaran matahari yang cukup merupakan habitat yang baik bagi burung-burung untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung-burung untuk berkembang. Kicauan burung dipagi dan sore akan terdengar lagi. Terkait dengan fungsi ekologis taman kota dapat berfungsi sebagai filter berbagai gas pencemar dan debu, pengikat karbon, pengatur iklim mikro. Pepohonan yang rimbun, dan rindang, yang terus-menerus menyerap dan mengolah gas karbondioksida (CO2), sulfur oksida (SO2), ozon (O3), nitrogendioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan timbal (Pb) yang merupakan 80 persen pencemar udara kota, menjadi oksigen segar yang siap dihirup warga setiap saat. Kita sadari pentingnya tanaman dan hutan sebagai paru-paru kota yang diharapkan dapat membantu menyaring dan menjerap polutan di udara, sehingga program penghijauan harus mulai digalakkan kembali. Tanaman mampu menyerap CO2 hasil pernapasan, yang nantinya dari hasil metabolisme oleh tanaman akan mengelurakan O2 yang kita gunakan untuk bernafas. Setiap jam, satu hektar daun-daun hijau dapat menyerap delapan kilogram CO2 yang setara dengan CO2 yang diembuskan oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama. Dengan tereduksinya polutan di udara maka masyarakat kota akan terhindar dari resiko yang berupa kemandulan, infeksi saluran pernapasan atas, stres, mual, muntah, pusing, kematian janin, keterbelakangan mental anak- anak, dan kanker kulit. Kota sehat, warga pun sehat.
4. Taman dapat juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh sejuk dan nyaman, mendorong warga kota dapat memanfaatkan sebagai sarana berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain, dalam lingkungan kota yang benar-benar indah, sejuk, dan segar sehingga dapat menghilangkan rasa capek. Taman kota yang hijau dan rindang mampu mengurangi suhu lima sampai delapan derajat Celsius, sehingga terasa sejuk.
5. Memiliki nilai estetika. Dengan terpeliharanya dan tertatanya taman kota dengan baik akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan memiliki nilai estetika. Taman kota yang indah, dapat juga digunakan warga setempat untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak bermain dan belajar. Bahkan taman kota indah dapat mempunyai daya tarik dan nilai jual bagi pengunjung. Malang merupakan kota pelajar dan agrowisata yang memiliki daya tarik dari segi jasa lingkungan dan pendidikan serta kultur budaya. Maka jika lingkungan kotanya sehat dengan taman kotanya tertata indah akan menambah daya tarik bagi wisatawan.